Tuesday, November 25, 2008

Surah Al-A'la


Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani

[1]
Bertasbihlah mensucikan nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi (dari segala sifat-sifat kekurangan), -
[2]
Yang telah menciptakan (sekalian makhlukNya) serta menyempurnakan kejadiannya dengan kelengkapan yang sesuai dengan keadaannya;
[3]
Dan Yang telah mengatur (keadaan makhluk-makhlukNya) serta memberikan hidayah petunjuk (ke jalan keselamatannya dan kesempurnaannya);
[4]
Dan Yang telah mengeluarkan tumbuh-tumbuhan untuk binatang-binatang ternak,
[5]
Kemudian Ia menjadikan (tumbuh-tumbuhan yang menghijau) itu kering - (berubah warnanya) kehitam-hitaman.
[6]
Kami sentiasa menjadikan engkau (wahai Muhammad) dapat membaca (Al-Quran yang diturunkan kepadamu - dengan perantaraan jibril), sehingga engkau (menghafaznya dan) tidak lupa,
[7]
Kecuali apa yang dikehendaki Allah engkau lupakan; sesungguhnya Ia mengetahui (segala keadaan yang patut berlaku), dan yang tersembunyi.
[8]
Dan Kami tetap memberi kemudahan kepadamu untuk (melaksanakan segala perkara) Ugama yang mudah diterima oleh akal yang sihat.
[9]
Oleh itu berilah peringatan (kepada umat manusia dengan ajaran Al-Quran), kalau-kalau peringatan itu berguna (dan sudah tentu berguna);
[10]
Kerana orang yang takut (melanggar perintah Allah) akan menerima peringatan itu;
[11]
Dan (sebaliknya) orang yang sangat celaka akan menjauhinya,
[12]
Dia lah orang yang akan menderita bakaran neraka yang amat besar (azab seksanya),
[13]
Selain dari itu, ia tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup senang.
[14]
Sesungguhnya berjayalah orang yang - setelah menerima peringatan itu - berusaha membersihkan dirinya (dengan taat dan amal yang soleh),
[15]
Dan menyebut-nyebut dengan lidah dan hatinya akan nama Tuhannya serta mangerjakan sembahyang (dengan khusyuk).
[16]
(Tetapi kebanyakkan kamu tidak melakukan yang demikian), bahkan kamu utamakan kehidupan dunia;
[17]
Padahal kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal.
[18]
Sesungguhnya (keterangan-keterangan yang dinyatakan) ini ada (disebutkan) di dalam Kitab-kitab yang terdahulu, -
[19]
Iaitu Kitab-kitab Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.



Monday, November 24, 2008

Cinta Tanpa Syarat

Membaca buku tulisan Ustaz Hazrizal benar-benar meruntun jiwa. Perspektif beliau tentang cinta memang nyata dari dimensi berbeza.

Menurut beliau, Allah s.w.t melimpahkan sedikit sifat Maha Penyayang-NYA kepada insan bergelar mak ayah. Maka atas asbab berkenaan maka orang tua kita menyayangi kita TANPA SYARAT.

Sekiranya Allah s.w.t menyayangi umat-NYA dengan syarat, maka sesungguhnya kita takkan mampu memenuhi syarat-NYA. Sebagai contoh, jika Allah s.w.t mensyaratkan kita melaksanakan solat dengan khusyuk sebelum dibenarkan bernafas oksigen segar...maka berapa orangkah yg mampu memenuhi syarat itu?

Atas sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim DIA lah ahli Syurga mendapat tempat di Syurga. Bukan kerana amalan kita yang tidak seberapa itu.

Jika mak ayah kita meletakkan syarat agar kita membayar balik harga susu, kos persekolahan dan titik peluh mereka membesarkan kita apabila kita dewasa kelak...mampukah kita memenuhi syarat itu? Sudah pasti tidak sama sekali.

Begitulah berbezanya cinta mereka kpd kita berbanding cinta sepasang kekasih yg berjanji sehidup semati, namun hakikatnya tidak begitu. Bagaimana sepasang kekasih yg berjanji menyinta dan menerima seada apa pun dia, tetapi meminta itu dan ini sebagai hantaran pinangan.

Benarlah kata Tan Sri P. Ramlee dalam lagunya...kasih ibu membawa ke Syurga, kasih ayah mencipta dewasa.



Sunday, November 16, 2008

Kota & Waktu

Di tengah konkritnya bata
di khalayak bingitnya warga kota
dalam gemilangnya neon bercahaya
ada jiwa yg kosong terasa

meriahnya kota ini
langsung tidak memberi erti
kerna dia masih mencari dan menanti
janji Illahi yang belum terpateri

Letih, jemu dan pilu
menjadi teman sekufu
sabar, yakin dan tenang
cuba dijadikan ubat penenang

waktu tidak akan pernah cemburu
yang ada cuma insan yg gagal memburu
juga yang memilih untuk menunggu...

Mata Ayah

Kujabat mesra tangan ayah
Urat-urat daging-daging tua keras terasa
Mataku tersenyum, matanya menyapa
Anak yang pulang disambut mesra.

Tapi matanya, mata yang menatapku
Kolam-kolam derita dan pudar bulan pagi
Garis-garis putih lesu melingkungi hitam-suram
Suatu kelesauan yang tak pernah dipancarkan dulu.

Kelibat senyum matanya masih jua ramah
Akan menutup padaku kelesuan hidup sendiri
Bagai dalam suratnya dengan kata-kata siang
Memintaku pulang menikmati beras baru.

Anak yang pulang di sisi ayahnya maka akulah
merasakan kepedihan yang tercermin di mata
Meski kain pelekatnya bersih dalam kesegaran wuduk
Dan ia tidak pernah merasa, sebab derita itu adalah dia.

~Usman Awang

Monday, November 03, 2008

Balada Seorang Perantau

Desir angin berpuput lesu
daun nyiur melambai pilu
seorang anak memakai sepatu
sambil sang ibu memandang sayu

Kokokan ayam talu-bertalu
langit mulai cerah membiru
seorang anak berlidah kelu
sang ibu pula diam membisu

Hati si anak berat sekali
meninggalkan si ibu tinggal sendiri
namun si anak mesti pergi
mencari rezeki membela famili

Sambil termangu, matanya berkaca
hati di dalam teramat hiba
tiada kata termampu bicara
si ibu berlinang airmata

Tangan dihulur sepuluh jemari
disambut sang ibu pilu sekali
"Selamat hari raya Aidil Fitri"
"Mohon ampun segala kesalahan selama ini"

"Pergilah anak, janganlah bimbang"
"Ibu boleh hidup seorang"
"Hati-hati di tempat orang"
"Kita bertemu lagi jika umur panjang"